Rabu, 06 April 2011

malaikat Jibril, Kerbau, Kelalawar dan Cacing

Suatu hari Allah s.w.t. memerintahkan malaikat Jibri a.s. untuk pergi menemui salah satu makhluk-Nya yaitu kerbau dan menanyakan pada si kerbau apakah dia senang telah diciptakan Allah s.w.t. sebagai seekor kerbau. Malaikat Jibril a.s. segera pergi menemui si Kerbau.

Di siang yang panas itu si kerbau sedang berendam di sungai. Malaikat Jibril a.s. mendatanginya kemudian mulai bertanya kepada si kerbau, "Hai kerbau apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah s.w.t. sebagai seekor kerbau". Si kerbau menjawab, "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah s.w.t. yang telah menjadikan aku sebagai seekor kerbau, daripada aku dijadikan-Nya sebagai seekor kelelawar yang ia mandi dengan kencingnya sendiri". Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril a.s. segera pergi menemui seekor kelelawar.

Malaikat Jibril a.s. mendatanginya seekor kelelawar yang siang itu sedang tidur bergantungan di dalam sebuah gua. Kemudian mulai bertanya kepada si kelelawar, "Hai kelelawar apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah s.w.t. sebagai seekor kelelawar". "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah s.w.t. yang telah menjadikan aku sebagai seekor kelelawar dari pada aku dijadikan-Nya seekor cacing. Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perutnya", jawab si kelelawar. Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril a.s. segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah.

Malaikat Jibril a.s. bertanya kepada si cacing, "Wahai cacing kecil apakah kamu senang telah dijadikan Allah s.w.t. sebagai seekor cacing". Si cacing menjawab, " Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah s.w.t. yang telah menjadikan aku sebagai seekor cacing, dari pada dijadikaan-Nya aku sebagai seorang manusia. Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal soleh ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya".
(SELESAI)
By.Liliz

Si Botak, si Sopak dan si Buta

Si Sopak, Si Botak, dan Si Buta
Ketiga orang itu sama-sama miskin, sama mendapat nasib malang dan sama-sama pula mempunyai cacat. Pakaiannya compang-camping, wajahnya kusut, dan badannya tidak terawatt.
Kerjanya berjalan sepanjang hari, meminta-minta belas kasihan orang. Orang banyak mengatakan mereka sebagai pengemis.
Siapakah mereka bertiga itu?
Entahlah, tidak ada yang mengetahui nama mereka. Hanya saja mereka disebut menurut cirri dan cacat yang mereka derita.
Yang pertama disebut dengan nama si Botak karena di atas kepalanya tidak ada sehelai rambutpun yang tumbuh
Yang kedua disebut dengan nama si Sopak karena seluruh badannya terdapat becak-bercak putih.
Yang ketiga disebut dengan nama si Buta, karena ia seorang buta sejak lahir.
Dimana dan kapan mereka hidup?
Mereka bertiga adalah bangsa Israil dan hidup pada zaman nabi Musa as
Pada suatu hari, ketiga orang tersebut bertemu dengan seorang yang gagah dan tampan di tengah jalan. Kesempatan ini pun digunakan oleh ketiga pengemis itu untukmeminta sedekah. Sangat kebetulan sekali karena orang yang gagah yang mereka mintai sedekah itu adalah orang yang baik, ramah dan senang humor.
Setelah member uang kepada ketiga pengemis itu, maka bertanyalah orang yang gagah itu:
“seandainya Allah, Tuhan semesta alam, mengabulkan doamu, apakah yang kau minta. Wahai saudaraku ?”
“aku minta agar disembuhkan dari cacat penyakitku ini dan dikaruniai harta benda yang melimpah. “ jawab ketiga pengemis itu berbarengan.
“ maukah kalian bertiga mengaminkan doaku?” Tanya orang yang gagah tadi.
“baiklah, kami bersedia,” jawab ketiga orang itu.
“ ya Allah, berilah ketiga saudaraku ini harta yang berlimpah dan sembuhkan dari penyakitnya!” demikianlah doa yang diucapkan oleh orang gagah itu, dan ketiga pengemis itu mengaminkan doanya.
Orang yang baik hati itu pun berlalu. Entah ke mana perginya, ketiga pengemis itupun tidak menghiraukannya.
Beberapa tahun kemudian, keadaan telah berubah. Demikian pula nasib ketiga pengemis itu.mereka telah menjadi orang-orang yang kaya. Allah maha kasih kepada hamba-Nya. Doa orang gagah dan baik hati dahulu dikabulkan oleh Allah.
Pada suatu hari,seorang pengemis tua berjalan terseok-seok. Lalu bertelekan tongkat di muka pintu gerbang si Botak,tetapi ia dibentak-bentak oleh si Botak.bahkan, ia mengusir pengemis tua yang kelaparan.
Pengemis tua itupun berjalan terhuyung-huyung hampir terjatuh. Badannya menggigil dan bibirnya pun gemetar.
Ia menuju ke rumah si Sopak yang keadaannya sudah kaya juga.
Alangkah sialnya. Ia pun terkena damprat dan diusir oleh si Sopak.
Namun, ketika si pengemis mendatangi si pengemis mendatangi rumah si Buta, ia disambut dengan ramah dan dijamu oleh si Buta. Hidangan yang lengkap pun dihidangkan kepada pengemis tua itu.
Sehabis makan si pengemis tua dan si Buta itu saling bertukar pengalaman. Keduanya saling menceritakan pengalaman hidupnya.
Tidak terasa, air mata si Buta bercucuran. Ia teringat pada masa sewaktu ia masih menjadi seorang yang buta dahulu.
Tentu saja si Buta sekarang ini keadaannya sudah tidak buta lagi.
“ mengapa air mata anda menetes, wahai saudaraku?” Tanya pengemis tua kepada si Buta.
: Aku teringat pada masa lalu.” Jawab mantan si Buta.
“Apa maksud anda, wahai saudaraku?” Tanya pengemis tua itu.
“ dahulu, akupun seperti engkau, seorang pengemis buta.” Jawabnya.
“sudahlah, wahai saudaraku. Allah adalah Tuhan yang Maha Kasih. Kita bersyukur atas kemurahan Tuhan kepada kita.” Kata pengemis tua.
“ memang sesungguhnya demikian itulah. Atas kemurahan Allah SWT lah aku sekarang lebih giat beribadah dan berbuat sebaik-baiknya.” Kata si Buta yang telah menjadi orang kaya.
“memang kebaikanmu telah kudengar, wahai saudaraku. Anda telah banyak menolong orang yang memerlukan bantuan.” Kata pengemis tua itu memuji tuan rumah.
Kemudian pengemis tua itupun mohon diri, namun dalam sekejap saja pengemis tua itu lenyap. Entahkemana perginya, tidak ada orang yang memperhatikan.
Beberapa tahun telah berlalu lagi. Saat-saat telah berputar tiada terasa. Putaran nasib beredar terus. Si Botak dan si Sopak jatuh miskin lagi.
Kedua orang tersebut itu kembali botak dan sopak lagi seperti dahulu. Padahal sewaktu kedua orang ini menjadi kaya, penyakit botak dan sopaknya telah sembuh. Kedua orang itu kembali menjadi peminta-minta sepanjang jalan.
Adapun si Buta masih tetap kaya bahkan semakin bertambah-tambah hartanya.
Demikianlah cerita yang dikisahkan oleh baginda kita Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya.
Ketahuilah bahwa orang yang gagah yang mendoakan ketiga pengemis itu adalah seorang malaikat yang menyamar sebagai manusia biasa, dan begitu pula yang menjadi pengemis tua yang telah dibentak dan diusir oleh si botak dan si sopak, dialah malaikat yang diutus Allah SWT.
Kisah ini menunjukkan bahwa orang-orang yang bersyukur kepada Allah SWT akan mendapat rahmat-Nya. Sebaliknya, orang yang congkak dan sombong lagi suka menghina
dan merendahkan sesamanya, tentulah akan mendapat siksaan-Nya

by.Liliz S