Rabu, 10 Juni 2015

Eksistensi Manusia

Sebagaimana telah kita ketahui bersama dimana penciptaan manusia dimuka bumi ini untuk menjadi khalifah. Manusia yang dianugrahi indra, akal dan hati menjadi modal utama ketiga hal tersebut dapat dikatakan sebagai sumber pengetahuan manusia dalam mengemban tugasnya sebagai khalifah. Kesadaran manusia akan hakikat dan eksistensinya didunia sangat berpengaruh dalam perkembangan serta kemaslahatan kehidupan segenap makhluk di muka bumi ini. Dengan memaksimalkan semua potensi yang telah menjadi anugrah manusia, tentunya kedamaian akan berjalan dalam kehidupan ini. Apa yang telah diketahui oleh indrawi manusia akan difilterisasi oleh akal dan hati, saat manusia dapat mengoptimalkan kerja dari ketiga sumber pengetahuan tersebut tentunya akan memudahkan tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi ini. Kebijaksanaan dalam bersikap dan bertindak akan menjadikan tugas khalifah berjalan dengan baik. Untuk menjadi khalifah yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik tentunya manusia tersebut harus menyadari siapa dirinya yang sesungguhnya, dengan mengenal dirinya dan memahami akan dirinya bukan hanya sebagai khalifah tapi juga sebagai hamba yang mempunyai visi dan misi dalam kehidupannya untuk mengabdi kepada yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Manusia yang bijaksana akan mencintai pengetahuan berdasarkan kehambaannya dan menjalankan tugas yang diamanahkan dengan kehambaannya. Sehingga dapat menghilangkan kesombongan dan ke Ego-an dalam diri manusia. Disaat manusia memahami kata cinta yang merujuk pada panggilan hati nurani yang secara murni rela melakukan suatu aktivitas dan kegiatan tanpa paksaan dari luar dirinya. Manusia yang mencintai kebenaran dan kecintaannya kepada Allah SWT akan berusaha bijaksana dalam segala hal dikehidupannya. Manusia yang mampu besikap bijaksana dalam kehidupannya adalah manusia yang berpikir secara mendalam, sistematis, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran serta hakikat dari segala yang ada dan mungkin ada. Dengan memaksimalkan segala potensi dan anugrah yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada dirinya sebagai seorang hamba. Eksistensi manusia di dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah termaktub dalam al-Qur’an surat al-An'am ayat 165 "Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Q.S. al-An’am : 165) Kedudukan manusia dalam alam semesta ini berhubungan dengan bagaimana manusia mampu mengoptimalkan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki manusia serta perannya didalam berhubungan dengan manusia lainnya. manusia sebagai mahluk sosial tentunya mempunyai peranan yang sangat vital dalam perkembangan dari kemajuan dunia. Kesadaran manusia untuk memaksimalkan segala yang ada didalam dirinya tentunya akan memberikan sumbangsih dalam hubungan sosial kemasyarakatan. Konfik dan dinamika yang terjadi dewasa ini akan dapat disikapi dengan bijaksana sebagai khazanah pengetahuan yang terus berkembang dan maju. Perbedaan yang terjadi dapat menjadikan pengetahuan yang dapat menghasilkan keilmuan jika dapat disikapi dengan baik tidak secara radikal dan emosional. Eksistensi manusia dalam mengembangkan pengetahuan dan keilmuan erat hubunganya dengan kesadaran manusia itu sendiri untuk mengupgrading dirinya, dengan terus meningkatkan intelektual dan moralitas. Hubungan sosial antara manusia dapat terjalin dengan harmonis, manakala manusia tersebut dapat mengetahui etika dan moral dalam berhubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Dalam meningkatkan perkembangan dan peradaban bangsa tentunya harus dengan pengembangan pengetahuan manusia itu sendiri yang terarah dan memiliki tujuan yang jelas dan terukur, maka pendidikanlah solusi yang tepat dalam menciptakan eksistensi manusia yang seutuhnya sehingga potensi yang dimiliki manusia dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan suatu bangsa. Peradaban dapat berkembang manakala keilmuan selaras dan berjalan berdampingan dengan kebudayaan. Bangsa yang memiliki generasi-genarasi yang memahami akan identitas bangsa akan mampu mengetahui arah dan tujuan dari kehidupannya sebagai manusia di berperadaban Berbicara tentang manusia tentunya akan berhubungan dengan dampak dan pengaruh didalam kehidupannya. Manusia akan berhubungan dengan cerita dan pengalaman kehidupannya yang dapat menjadi sejarah dan pengetahuan didalam peradaban itu sendiri. Jika kita tinjau dari sudut empiris, manusia itu hidup dan berkembang serta bereksisitensi dalam kehidupannya. Manusia akan menjalani proses kehidupannya dari segala pengalaman dan pengetahuannya yang pada akhirnya menjadikan intelektualitasnya dalam bersosial dan berintraksi antara manusia dengan mahkluk lainnya. selain itu manusia juga merupakan makhluk yang misterius, maksudnya adalah tidak mudah memahami manusia secara tuntas dan menyeluruh, dikarena banyak sekali aspek yang akan dilihat dan diketahui tentang manusia itu sendiri yang terus begerak dinamis. Pada prinsipnya manusia adalah makhluk yang jinak, dimana manusia dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupannya dan lingkungannya, manusia memiliki kemampuan yang tinggi untuk dapat bersosialisasi dan beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi didalam kehidupannya, baik perubahah sosial maupun perubahan yang bersifat alamiyah. Manusia dengan pontensi yang dimiliki akan menghargai tata aturan etika, sopan santun dan sebagai makhluk yang berbudaya. Namun segala perubahan dan perkembangan yang terjadi didalam diri manusia tentunya tidak terjadi dengan sendirinya. Pengembangan dan pengoptimalan potensi manusia dengan pendidikan akan menjadikan manusia tersebut berdaya guna dan menjadi hamba Allah SWT yang mempu mengemban tugasnya sebagai khalifah. Sumber pengetahuan yang menjadi pengetahuan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Dalam Islam manusia dipandang sebagai makhluk yang paling bertanggung jawab terhadap akal dan indrawinya, apabila manusia tidak mampu atau mengabaikan segala yang telah diketahuinya. Fiman Allah dalam al-Qur’an Surat Al-Isra :36 "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya" (Q.S. al-Isra :36) semua yang menjadi pengembangan potensi dan anugrah Allah SWT terhadap manusia semata-mata merupakan bentuk eksistensi manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini. kepemimpinan manusia dimuka bumi ini tanpa adanya pengetahuan yang mendalam dan seksama tentunya tidak akan menjadikan manusia tersebut berkembang dan mampu menjalankan tugasnya dengan bijaksana. Semua apa yang kita bahas kali ini nampaknya berhubungan dengan segala kegiatan manusia yang membutuhkan pendidikan dan pembelajaran dalam kehidupannya. Dengan proses pembelajaran yang dilakukan manusia dalam kehidupannya tentunya dapat memahami sesuatu, baik secara potensial maupun aktualnya, sehingga apa yang dilakukan dalam aktivitas dan kegiatannya dalam mengelola atau pun menjalankan suatu hal dapat memberikan manfaat bagi kepentingan hidupnya dan makhluk lainnya. Segenap pembelajaran manusia tentunya akan bersumber pada al-Qur’an sebagai pedoman kehidupan manusia yang merupakan makhluk dengan intelektualitasnya dan kejiwaannya dapat menjadikan alat utama dalam memperoleh pendidikan dan pengajaran. Kehidupan manusia yang terus bergerak secara dinamis harus disikapi dengan pengetahuan yang dibutuhkan dalam dirinya, sehingga eksistensi manusia akan dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi ini. Manusia juga merupakan makhluk yang memiliki kelengkapan jasmani dan rohani, dengan kelengkapan jasmani tentunya akan mampu menjalankan serta melaksanakan tugasnya dengan dukungan fisik dan dengan rohaninya manusia dapat melaksanakan tugas-tugas yang memerkukan keseimbangan dan dukungan mental (psikis). Kedua unsur ini dapat berfungsi dengan baik dan produktif, mana kala dibina dan diberi bimbingan didalam pendidikannya. Allahu a’lam