Rabu, 10 Desember 2014

Tips untuk si kecil suka menulis

terkait dengan anak yang males nulis biasanya karena meraka belum percaya diri dengan tulisannya., ada beberapa cara untuk membuat mereka tertarik versi saya hehehe... 1. Biarkan mereka mencoret-coret yang diinginkan., beri pujian dan motivasi namun dengan tetap mengarah kepada pendidikan yg membangun/saran yang membuat anak menjadi lebih semangat untuk memperbaiki coretannya., 2. ortu membatu dan menemani dan beri contoh tulisan-tulisan yang menarik sehingga sang anak punya inspirasi 3.ajak anak membaca buku cerita yang menarik lalu ajak anak diskusi/cerita ulang setelah ia mampu menceritakan minta sang anak untuk menulis cerita versi sang anak 3. ikuti perlombaan karya tulis (jika sudah besar) 4. beri buku dairi / buku yang bagus yang membuat sang anak itu menjadi tertarik menulis daitambah dengan alat tulis lainnya. 5.selalu memberi motivasi dan keteladan bahwa dg menulis maka dia akan mengingat semua yang dibaca dan diketahui. 6. pastikan belajar menulis itu melalui tahapan-tahapan sesuai dg usianya...

Tips untuk anak yg tidak suka membaca

buat ortu yg anaknya tdk suka baca nih saya kasih caranya: 1. ajak anak kita baca jgn lama tetapi sering dg durasi pendek 5 menit 2. tambah durasinya sedikit demi sedikit 3. jika anak sudah mulai bosan biarkan mereka main atau melakukan aktifitas yg dia suka namun ortu tetap membacakan buku dg mendengar anak tetap belajar 4. lakukan berulang2 dan perhatikan perubahannya secara perlahan. 5. jika masih blm jelas kita konsul di dunia nyata hihihihi..

Jumat, 28 November 2014

Hubungan antara Keimanan dengan Akal, Jiwa, hati dan Ruh Manusia

Iman secara bahasa menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk, makna ini cocok dengan makna iman dalam istilah syari’at. Kata ’iman’ adalah fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh objek), sedangkan tashdiq adalah fi’il muta’addi (butuh objek). Sedangkan Imam Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, dan segenap ulama ahli hadits serta ahlul Madinah (ulama Madinah) mendefinisikan “semoga Allah merahmati mereka” begitu pula yang dinyatakan para pengikut madzhab Zhahiriyah dan sebagian ulama mutakallimin berpendapat bahwa definisi iman itu adalah “pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan”. Para ulama salaf mendefinisikan“semoga Allah merahmati mereka” menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Maka sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang. Ulama madzhab Hanafi yang mengikuti definisi sebagaimana yang disebutkan oleh Ath Thahawi rahimahullah yang mengatakan bahwa iman itu pengakuan dengan lisan dan pembenaran dengan hati. Bedasarkan definisi iman tersebut diatas maka Keimanan erat hubungannya dengan mahluk ciptaan Allah SWT yang memiliki Akal, jiwa, hati dan ruh. Keimanan dapat bertambah dan berkurang sesuai dengan amal yang dilakukan oleh mahluk tersebut. Manusia adalah mahluk yang sempurna diantra mahluk Allah SWT lainnya., manusia yang dianugrahkan Akal fikiran, jiwa, hati dan ruh menghantarkan eksistensinya sebagai mahluk yang istimewa. Segala keindahan dan kesempurnaan yang terdapat dalam tubuh dan jiwa manusia hendaknya menjadikan manusia tersebut selalu bersyukur kepada tuhan yang maha agung, maha pencipta, maha sempurna. Allah SWT sang maha pencipta telah menjadikan manusia bukan saja sebagai kholifah namun juga seorang hamba. Rasa syukur yang tumbuh dengan keikhlasan dari dalam diri manusia akan meningkatkan keimanan seorang hamba kepada sang pencipta. Sayyid Sabiq menyatakan bahwa keimanan itu merupakan akidah dan pokok, yang diatasnya berdiri syari’at Islam. Kemudian dari pokok itu keluarlah cabang-cabangnya. Keimanan atau aqidah itu tersusun dalam enam perkara yang tentunya sudah kita ketahui bahkan mungkin sudah hafal yang pertama Percaya kepada Allah., kedua Percaya kepada malaikat., ketiga Percaya keapda kitab-kitab., keempat Percaya kepada Rosul., kelima Percaya kepada hari akhir dan keenam Percaya kepada Takdir (Qadha dan Qadar). Kesatuan keimanan ini merupakan pengertian pokok dalam keimanan manusia sebagai seorang hamba yang di ciptakan sang maha pencipta. Untuk dapat memahami lebih dalam tentang keimanan tersebut maka dibutuhkanlah Al-Quran sebagai pedoman dan petunjuk kebenaran yang sebenar-benarnya. Keimanan merupakan kesatuan yang tidak akan berubah-ubah karena pergantian zaman., namun keimanan harus terus dipupuk dan tingkatkan agar dapat istiqomah menjalankan kebenaran yang diperintahkan Allah SWT. Allah berfirman dalam Surat Nahl. 97 منْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan, baik ia laki-laki atau perempuan dan ia seorang yang beriman, maka pastilah Allah akan memberinya kehidupan yang baik dan pasti Allah bari balasan dengan pahalanya, menurut yang telah dikerjakan” Dan dalam Surat Maryam.96 انَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ ٱلرَّحْمَٰنُ وُدّاً Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, maka tuhan yang maha pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka kasih sayang Dari kedua ayat tersebut diatas menjelaskan betapa tingginya derajat manusia yang beriman kepada Allah SWT., dengan beramal sholeh dan melakukan kebaikan sesuai dengan ajaran yang termaktub dalam Al-Quran, Kitab Al-Quran yang tentunya menjadi pedoman dan tutunan manusia dalam beragama Islam. Terkait dengan amal dan berbuat kebaikan seringkali terdapat kendala dalam implementasinya dengan berbagai macam alasan manusia terkadang mengabaikan apa yg seharusnya dilakukan oleh manusia itu agar dapat terus meningkatkan keimanannya. Maka saat manusia menghadapi dilema dalam pergulatan batin antara kebenaran dan kebatilan yang didasari oleh nafsu pada saat itulah fungsi akal fikiran harus digunakan dengan benar dan bijaksana. Sehingga dapat menentukan benar atau salah., baik atau buruk., hitam atau putih. Sesunggunya Allah SWT maha mengetahui apa yang tidak diketahui oleh hambanya, keimanan yang menjadi sandaran untuk senantiasa selalu dalam bimbingan dan didikan sang maha kuasa. Allah SWT telah menciptakan manusia lengkap dengan akal tentunya mengharapakan manusia dapat berfikir dengan anungrah yang diberikan kepadanya. Manusia yang mengunakan akalnya, itu berarti telah menggerakkan dan melepasakkan dari ketidak berdayaannya untuk diam., dengan mengunakan akal manusia telah mensyukuri anungrah terbesar yang Allah SWT ciptakan kepadanya. Manusia selalu bergerak secara dinamis sehingga manusia akan terus berfikir akan apa yang dilakukan, telah dilakukan bahakan sampai apa yg belum dilakukannya. Proses pemikiran dan memahami dengan teliti tetang apa-apa yang diciptakan dan untuk apa diciptakan semua akan mengembalikan diri manusia menjadi hamba yang sempurna. Fiman Allah dalam Surat Yunus 101 قُلِ ٱنظُرُوا۟ مَاذَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا تُغْنِى ٱلْءَايَٰتُ وَٱلنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ “Katakanlah, "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!" Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman” Ayat tersebut diatas menyarankan untuk selalu senantiasa berfikir tenatang apa yang telah Allah SWT ciptakan untuk mahluknya demi kebaikannya., semua yang ada dilangit dan di bumi akan memberikan pengetahuan yang peringatan kepada manusia untuk selalu mensyukuri segala karunia nikmat yang tak terhingga. Allah SWT sebagai pemilik dan pemelihara yang merajai seluruh alam semesta dan jagat raya ini senantiasa mencintai dan selalu memelihara ciptaannya dengan sebaik-baiknya. Allah SWT selalu membimbing dan mendidik hambanya yang mau di bimbing dan didik dengan cara. Segala bentuk pendidikan dan pembimbingan yang Allah SWT berikan kepada hambanya hanya untuk mengingatkan betapa agungnya dan tingginya atas kuasaNYA. Kebaikan dan Keburukan., Musibah dan Kenikmatan dan lain sebagainya hanyalah demi untuk kepentingan pemeliharaan keimanan dan ketakwaan hambanya. Semakin manusia itu menggunakan anungrah yang telah di berikan kepadanya maka Allah SWT akan meningkatkan derajat hambanya begitu pula sebaliknya. Semua peringatan dan tanda-tanda yg telah Allah SWT berikan kepada manusia hanya untuk memelihara hambanya dari keburukan yang dapat mengurangi keimanan dalam dirinya. Allah berfirman Surah Yusuf 105 وَكَأَيِّن مِّنْ ءَايَةٍ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ “ Alangkah banyaknya ayat (tanda kekuasaan Tuhan) dilangit dan dibumi yang mereka lalui. Tetapi mereka itu semua membelakaginya saja (tidak memperhatikan)” Segala betuk ujian., musibah ., bencana dan lain sebagainya adalah sebagai tanda dan proses pembelajaran agar manusia itu berfikir menggunakan akalnya dengan baik dan benar berdasarkan kebenara yang sebenar-benarnya., maka bagi manusia yang mampu berfikir dengan bijaksana Allah SWT akan mengangkat derajatnya. Apapun yang terjadi dalam diri seorang hamba itu adalah perintah yang harus dijalankan karena tidak ada daun yang jatuh tanpa seizin dari sang pencipta. Dialah Allah SWT yang memiliki segalanya keagungan., kebijaksanaan. Manusia hanya melaksanakan apa yg sudah menjadi ketetapan dan perintah dari-Nnya., sesunggunnya semua yg terjadi hanya untuk menjadikan hambanya beriman dan bertakwa. Dengan selalu beramal shaoleh dan tidak mendzolimi Allah SWT adalah tanda kecintaan manusia terhadap sang Maha Pencinta. Saat manusia sudah mampu menyerahkan segalanya atas nama Allah SWT sang Pengasih dan Penyang tentulah manusia tersebut akan selalu berfikir bahwa setiap dari perbuatan yang terjadi., setiap permasalahan dan ujian yang menimpa kepada dirinya., setiap kemudahan dan kesulitan itu semua atas perintah sang Maha Pengasih yang tak pernah pilih kasih. Mencintai apa yang telah diberikan kepadaNya., berserah diri dengan segala ketundukan dan ketaatannya., menikmati apa yang harus dijalaninya. Tingkat keimanan dan ketakwaan seorang hamba akan terus mendapatkan ujian agar manusia itu dapat berfikir dan memulyakan dirinya sebagai mahluk yang paling mulia diatara mahluk tuhan lainya. Mengapa harus ada kebencian., ada kemunafikan., ada kebohongan., ada kedengkian., ada ketidak pedulian., ada ke-egoisan saat manusia menyadari sang Maha Mengetahui akan selalu bersamanya didalam Akal, Jiwa, Hati dan Ruh setiap Hambanya. Pertanyaannya adalah Apa yang patut di somobongkan dengan ke-Aku-an untuk diri manusia yang hanya seorang Hamba? Tidak percayakah kita dengan keagungan., keesaan., kebijaksanaan sang Maha Pencipta, Maha Memiliki dan Maha Mengetahui?

Rabu, 12 November 2014

SEMANGAT PERJUANGAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MODERENISASI

Definisi dari moderenisasi, Kata “modern” berasal dari bahasa Inggris, yang menunjukkan sifat sesuatu yang baru yang berlaku pada masa kini atau masa yang tidak terlalu jauh dari masa kini, atau tidak kuno. Secara etimologi kata moderen mempunyai dua penafsiran yaitu dapat diartikan “baru” yang tetunya berlawanan dengan kata “lama” atau “kuno” maka dapat ditafsirkan bahwa sesuatu yang baru itu belum ada sebelumnya dan selalu dinyatakan sebagai sesuatu yang tidak pernah usang sehingga ia dapat berlaku sepanjang masa, maka dengan demikian kata “moderen” dapat diartikan juga progresif dan dinamis. Bentuk kata “moderen” adalah “to modernize” dan “modernization” dan kata”modernitas” berbentuk kata kerja, maka dapat diartikan bahwa modernisasi adalah membuat sesuatu yang baru yang dapat digunakan pada masa sekarang. Dengan demikan maka modernisasi dapat diartikan upaya menciptakan sesuatu yang baru yang tentunya dapat dibutuhkan dan digunakan pada masa kini. Sesuatu yang baru tersebut menghantarkan perkembangan zaman yang pada akhirnya menghadirkan modernisasi dalam kehidupan manusia. Era modernisasi yang hadir saat ini hendaknya disikapi dengan bijaksana oleh manusia dalam meningkatkan mutu dan kualitas diri manusia itu sendiri. Untuk meningkatkan mutu serta kualitas diri tersebut tentu hendaknya di dukung oleh dunia Pendidikan Islam yang tidak menolak akan hadirnya modernisasi., karena penolakan pada era modernisasi dalam Pendidikan Islam akan hanya menghantarkan kepada keputusasan dalam perkembangan Pendidikan Islam yang dinamis sesuai dengan kebutuhan pada masa kini. Era modernisasi saat ini telah melahirkan kemudahan-kemudahan serta kecanggihan dalam mendapatkan informasi dan komunikasi sebagai pesan dan pengetahuan bagi generasi bangsa sebagai sumber daya manusia di masa mendatang. Dalam perkembangan kecangihan tersebut tentunya memberikan warna tersendiri dalam perkembangan dunia Pendidikan Islam yang juga bergerak secara dinamis. Pendidikan Islam itu sendiri hendaknya difahami terlebih dahulu makna yang terkandung didalamnya. Menurut Muhammad Natsir Pendidikan Islam dalam tulisannya “ Idiologi Didikan Islam” Menyatakan;”Yang dinamakan pendidikan, ialah suatu pimpinan jasmani dan ruhani menuju kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusian dengan arti sesungguhnya”. Dalam pandangan lain definisi dari pendidikan Islam, M.Yusuf al-Qurdhawi memberikan definisi, Pendidikan Islam ialah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Kerena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya. Masih banyak para ahli lainnya yang telah mengemukakan arti dari Pendidikan Islam., namun dengan keragaman definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah proses Pendidikan dalam rangka mengembangkan kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual untuk menuju kedewasaan anak manusia. Maka Pendidikan Islam menghendaki bahwa perjuangan untuk menciptakan manusia-manusia madani yang berwawasan luas dan bermutu serta berakhlakul karimah. Proses Pendidikan anak manusia dimulai dari Trologi Pendidikan (Pendidikan Keluarga, Pendidikan Sekolah, dan Pendidikan Masyrakat), ketiga elemen ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, bagaikan mata rantai yang tak mungkin untuk diputuskan karena keterkaitannya dalam proses pendidikan untuk menciptakan manusia yang berdaya guna. Segala usaha yang dilakukan tentunya berdasarkan pada Al-Quran dan Al-hadist yang menjadi pedoman dan tuntunan umat muslim dalam Pendidikan Islam. Semangat perjuangan untuk menciptakan Pendidikan Islam di Era Modernisasi saat ini tentunya dilakukan dengan kebutuhan manusia dimasanya, perubahan pola fikir dalam bertindak dan prilaku hendaknya menjadi suatu kesadaran yang di butuhkan manusia itu sendiri. Saat manusia tidak memiliki keinginan dan kemauan untuk menjadi manusia yang berjuang demi kemajuan zaman dan dirinya tentunya perubahan itu tidak akan pernah terlaksana. Dalam Al-Quran jelas terkatub : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (Q.S.Ar-Ra’d ayat.11) Perubahan pada suatu kaum tidak akan pernah terjadi, jika perubahan tersebut hanya sebuah wacana atau retorika belaka, perubahan membutuhkan perjuangan yang dilakukan bersama untuk menghasilkan kemajuan dari peradaban di masanya. Saat manusia tidak memiliki motivasi dan semangat serta kesadaran untuk bersatu membangun peradaban bangsa, maka semua itu hanyalah wacana belaka. Perlunya kemauan dan keinginan yang lahir bersama-sama dan diperjuangkan bersama-sama tanpa ada kepentingan pribadi kecuali kepentingan kemajuan bersama. Dalam sebuah perjuangan selalu tidaklah mudah untuk dijalani., banyak rintangan dan tantangan didalamnya, maka dibutuhkan kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Baqoroh-153 : Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. Untuk mengkuatkan iman dan ketakwaan bagi orang-orang yang beriman adalah dengan kesabaran dan sholat. Tanpa adanya kesabaran dan sholat maka manusia tidak mampu menjalankan segala perjuangan dengan baik. Sesungguhnya kekuatan yang terbesar bagi manusia terletak pada dirinya sendiri yang sadar akan hakikatnya sebagai Kholifah dan Hamba, dengan kesadaran tersebut maka manusia akan berjuang dan bertindak berdasarkan hakikat dirinya yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mahluk Allah SWT lainnya. Kelebihan manusia tersebut tentu tidak terlepas dari sifat-sifat dasar yang dimiliki manusia. Pada dasarnya manusia yang memiliki sifat-sifat dasar yakni : bodoh, lemah, senang dengan dunia, kikir, tergesak-gesak, keluh kesah, melawan/ngeyel dan sangat ingkar kepada tuhanya. Sifat-sifat dasar manusia ini tentu di miliki oleh tiap-tipa manusia yang diciptakan oleh Allah SWT., namun dari semua sifat-sifat dasar manusia tersebut dapat dikendalikan dengan Akal dan Hati yang menjadi anungrah manusia. Manusia yang diciptakan lengkap dengan akal dan hati hendaknya mampu mengendalikan segala nafsu yang dapat memusnahkan segala perjuangnnya sebagai kholifah didunia. Bagi manusia yang hidup diera modernisasi lengkap dengan segala kecanggihan dan kemudahan dalam segala hal mengharuskan manusia untuk senantiasa mengkuatkan iman dalam dirinya dengan bimbingan Al-Quran dan Al-Hadist, karena perjuangan yang paling sulit bagi seorang manusia adalah perang melawan hawa nafsunya. Firman Allah dalam al-Quran : “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah” QS. Al-Kahf [18] : 54 Segala sifat-sifat dasar manusia tersebut dapat musnah dengan perjuangan dalam melawan nafsu manusia itu sendiri dengan akal dan hati sebagai anugrah yang Allah ciptakan kepada manusia. Manusia yang di jadikan kholifah dimuka bumi ini akan bertanggung jawab dengan segala yang terjadi pada dirinya dan amanah yang diberikan kepadanya. Perjuangan yang tanpa henti dengan penuh kesabaran dan keistiqomahan dalam menjalankan kebenaran yang dituntun dalam Al-Quran dan Al-Hadist akan menjadikan manusia yang bermartabat dan berakhalak mulia di dalam perkembangan zaman yang kian pesat. Pendidikan Islam di Era moderenisasi bukanlah menjadi halangan bagi manusia untuk tidak dapat maju dan berkembang, melainkan perkembangan dan kemajuan Pendidikan Islam di Era modernisasi semakin mudah diperjuangkan dengan kemudahan dan kecanghian yang diperoleh dimasa kini. Untuk menjadikan Pendidikan Islam kian maju dan berkualitas maka diperlukan samangat perjuangan dalam mensyiarkan kebenaran dalam Pendidikan Islam yang dinamis pada Era moderenisasi. Perjuangan yang tanpa mengenal lelah dan penuh dengan kesabaran serta keistiqomahan akan menghantarkan kemajuan Peradaban Islam. Allah berfirman : “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” QS. Hud [11] : 112

Sabtu, 11 Oktober 2014

INDAHNYA

Suatu ketika Sila merasa bosan dengan kegiatan sehari-harinya bermain dan bermain, Sila sangat ingin melakukan kegiatan yang lain, dengan termenung Sila duduk dibawah pohon ditaman kota dekat rumahnya. Tanpa disadari ternyata Sara datang dan duduk disamping Sila... Sara pun menyapa Sila, namun Sila tidak mendengar dan masih termeneng. Sampai akhirnya Sara pun berniat mengejutkan Sila... Wah...sepertinya Sila sedang berhayal.., sampai-sampai kehadiran aku disini tidak diketahui oleh Sila. Bagaimana klo aku kejutkan saja ya.. 1,2,3 DORRRRRRRRRRRR...... Aduh....aku kaget Sara.... Maaf ya Sila habis tadi aku tegur kamu dengan perlahan kamu tidak mendengar. Ya sudah aku kagetkan saja....maaf ya.... Okey deh tidak masalah..... Kamu kenapa Sila ? sedang memikirkan apa sih? Kaya ibu-ibu aja ....hahahaha..... Sila pun ikut tertawa mendengar pertanyaan Sara...., tidak apa-apa kok Sara hanya saja tadi aku sempat berpikir, aku mau melakukan sesuatu apa yang tidak membuat bosan? Aku bosan bermain terus..., aku mau melakukan sesuatu yang lain.., kira-kira kamu punya ide tidak sara.... Mereka berdua berpikir bersama.... Ia juga ya Sila...mmmmhhhh.... bagai mana klo kita menanam pohon saja... seperti taman kota ini, enak untuk berteduh...bagaimana jika kita buat lingkungan sekitar rumah kita menjadi sejuk dan nyaman karena banyak pepohonan. Wah...Ide kamu bagus sekali Sara... yuk kita lakukan. Kita ajak Boni juga yuk... Ayuk...semoga saja Boni mau kita ajak bercocok tanaman, jangan main saja bisanya. Yuk....kita lakukan hari ini, lebih cepat kan lebih baik... bukan begitu Sara. Oke...mari ...go..go..go Sila dan Sara pun bangkit dari duduknya dan beranjak bergegas mencari Boni untuk menamam pepohonan. Tapi.... tunggu dulu Sara...kita mencari pohon dimana? Ia..juga ya... oh..ia...bagaimana jika kita meminta tanaman dirumah ibu guru saja., ibu guru kan punya banyak tamana yang indah dan juga bagus-bagus.... Oke...juga ide kamu... sip...Ayo...bergerak.... Kita cari Boni dulu ya Sara.... Boleh...., itu Boni .... Boni...Boni...Boni.... Hai..teman-teman., ada apa ? Aku dan Sara mau bercocok tanaman...agar lingkungan rumah kita jadi adem dan juga indah serta nyaman, kamu ikut yuk... Aduh....aku ga mau ah..., aku mau main layang-layang aja. Boni pun berjalan meninggalkan Sara dan Sila. Ya sudah Sila, tidak apa-apa kita ber dua saja. Yuk kita kerumah ibu guru untuk meminta taman dan pohonannya. Ayuk...mari..... Dengan hari riang dan penuh semangat Sila dan Sara pergi ke rumah ibu guru. Sesampai di rumah ibu guru Sila dan Sara mengucapkan salam. Assalamu’alaikum ... Wa’alaikum salam.... ada Sila dan Sara...sini masuk nak... Ia bu guru terima kasih... Sara dan sila masuk ke rumah ibu guru. Ada apa Sila dan sara datang ke rumah ibu... Begini bu kita mau bercocok tamanan dan menanam pepohonan untuk membuat lingkungan rumah kita menjadi indah dan juga nyaman serta sejuk seperti taman kota dan rumah ibu. Tapi ...... Tapi kenapa.... Tapi Sila dan Sara tidak punya taman dan pepohonan untuk kita taman bu guru. Jadi Sila dan Sara ke rumah ibu guru mau meminta ke ibu guru. Wah...kalian hebat sekali, ibu sangat suka dengan ide Sila dan Sara ...jadi kenapa ibu guru tidak mau memberi tanaman dan pepohonan untuk Sila dan Sara taman. Yuk kita ambil dan kita taman sama-sama. Ibu guru mau ikut Sara dan Sila bercocok tamanan... Ia dong.... ibu guru mau ikut dengan Sara dan Sila bercocok tanaman., yuk kita mulai. Sila, Sara dan ibu guru pun memulai pekerjaan yang sangat bermanfaat, dengan penuh riang gembira dan penuh canda tawa Sila dan Sara bercocok tanaman. Boni yang melihat Sila dan Sara dengan bu guru bercocok tamana hanya diam dan terus melanjutkan bermain. Wah...akhirnya selesai juga ya anak-anak... Ia bu guru...makasih ya bu sudah membantu dan mengajarkan sila dan sara caranya bercocok tamanan yang benar. Sekarang Sara dan Sila bisa istirahat ya bu guru.... Ia dong.... (saatnya musim kemarau tiba) Sila dan Sara sangat senang sekali karena tanaman yang mereka tanam sangat bermanfaat dan disukai banyak orang, semua warga senang melihat pepohonan yang ditaman bermanfaat untuk istirahat ketika panas. Suatu hari Sila dan Sara sedang bersantai-santai menikmati pohon yang tiba-tiba boni datang... Hai Sila dan Sara....aku kegerahan banget nih, panas banget di rumah aku mau dong istirahat disini bersama kalian bolehkan... aku nyesel deh..waktu kalian mengajak aku bercocok tanam tapi aku tidak ikut. Jadi lingkungan rumah ku tidak nyaman dan sejuk kaya disini. Boleh dong Boni kenapa tidak boleh kamu istirahat disini bersama aku dan Sara. Ia...Boni kita malah senang aku bisa bergabung beristirahat dengan aku dan Sila. Akhirnya Sila, Sara dan Boni pun beristirahat bersama dan menikmati keindahan dan kesejukan dilingkungan rumah Sila dan Sara. Boni pun akhirnya menyadari bahwa dengan memiliki lingkungan yang banyak tanaman dan pepohonan sangat menyenangkan dan juga memberi kesejukan, Boni pun berjanji akan ikut serta bersama Sila dan Sara jika mereka hendak bercocok tanaman kembali.

Senin, 22 September 2014

Implementasi Pendidikan Karakter Pada Lembaga Pendidikan

Pendidikan Islam telah menjadi perhatian banyak akademisi dan para pengamat pendidikan, kehadirannya pun kian diminati oleh banyak kalangan masyarakat dalam rangka untuk mendidik putra-putri mereka agar dapat mempelajari dan memahami pendidikan keagamaan di lembaga pendidikan Islam tersebut. Dengan banyak keragaman alasan,sebagian besar masyarakat menyakini bahwa belajar dilembaga pendidikan Islam akan menghasilkan generasi yang madani. Namun ini pula yang menjadi pertanyaan sebagian banyak kalangan, apakah benar dengan mendidik anak di lembaga pendidikan Islam akan menghasilkan generasi yg madani, sesuai dengan harapan dari orang tua atau menjadi sebaliknya dan bagaimana dengan hasil dari pendidikan Islam saat ini ? Pendidikan karakter yang meliputi 18 usure (Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja karas, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, Cinta damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung Jawab) dimana pendidikan karakter saat ini sedang digalakan oleh pemerintah dengan tujuan agar generasi selanjutnya dapat memiliki etika dan estetika yang berkarakter kebangsaan, namun disisi lain bangsa Indonesia kini tengah dihadapi oleh berbagai kenyataan permasalahan moral yang terjadi hampir disemua lini ataupun sisi-sisi kehidupan.Tontonan berbagai masalah yg tidak terpuji dari berbagai media telah membuat kurangnya contoh serta keteladan yg baik dari setiap elemen yang terkait ataupun terlibat didalamnya. Pemerintah melalui seluruh instansi yg dibawahinya serta berbagai lembaga tinggi negara lainnya harus mampu mempertontonkan contoh moral yg baik agar generasi-generasi yg madani terlahir sempurna, sesuai dengan harapan kita semua. Sebuah kenyaatan yang tidak dapat dipungkiri, dimana tiap-tiap dari masyarakat hanya mampu mengkritisi dan beretorika namun kurang dalam implementasinya. Pendidikan Islam yang sejatinya menjadi ujung dari pendidikan agama kini kian marak dengan praktek pendidikan Agamanisasi. Proses pendidikan yang lebih cenderung dengan sistem penghafalan bukan pemahaman. Dalam hal ini bukanlah suatu kesalahan namun dengan hadirnya kemajuan zaman membuat generasi bangsa pun harus ikut berkembang baik secara pemikiran dan pendidikan. Dengan banyaknya lembaga pendidikan yang lebih mementingkan dan membanggakan sebuah hafalan dari pada pemahaman akan menjadikan generasi selanjutnya intoleransi, mereka bangga dengan kepandaiannya yang hanya melihat dari sudut yang satu. Permasalahan yang terjadi pada lembaga pendidikan Islam dewasa ini adalah dimana pendidik dengan bangga mempertunjukan kebolehan anak didik dalam menghafal surah-surah dalam Al-Quran, namun mereka lupa bahwa bukannya hanya dengan menghafal untuk menjadikan kemajuan dalam peradaban pengetahuan pendidikan Islam, melainkan esensi dan hikmah yang terkandung didalamnya hendaklah ditela’ah dan dipelajari, sehingga peserta didik tidak hanya mahir dalam penghafalan namun mereka juga mahir dalam implementasi. Berdasarkan hal tersebut menjadikan lemahnya pemahaman dari pendidikan karakter bangsa. Pada prinsipnya pendidikan karakter bangsa akan dapat terlaksana dengan baik dan berhasil jika pendidik dan semua yang terlibat didalamnya faham akan fungsi dan tujuan dari sebuah pendidikan, tentunya efektititas dan efisiensi pendidikan akan berjalan dengan penuh kesadaran dari semua yang terlibat. Dalam pendidikan Islam batasan-batasan sudah sangatlah jelas termaktub dalam Al-Quran, namun realita yang terjadi adalah kurangnya pemahaman dari pada umat muslim itu sendiri. Pendidikan Islam yang mengajarkan dan menjelaskan berbagai macam hal, kini hanya mampu di pahami dengan sistem hafalan sehingga untuk mengetahui esensi dan hakikatnya butuh kedewasaan dalam bersikap. Pendidik yang menjadi ujung tombak kemajuan dalam pendidikan hendaknya dapat menyadari betapa pentingnya perannya tersebut. Ki Hadjar Dewantoro menjelaskan bahwa pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin),pikiran (intelek) dan jasmani anak-anak. Maksud dari penyataan tersebut adalah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dan penghidupan anak-anak, selaras dengan alamnya dan masyarakatnya. Pemahaman akan pendidikan hendaknya menjadi dasar dari pendidikan di Indonesia, sehingga para pendidik tidak lagi hanya mengajarkan tentang kebiasaan namun menjadikan pembiasaan dalam dunia pendidikan. Keteladaan dan contoh harus menjadi landasan dalam karakter pendidik. Kompetensi dalam diri pendidik adalah raga sedangkan karakter dari pendidik adalah jiwa, dalam mendidik anak didik tidak hanya membutuhkan kompetensi namun juga dibutuhkan karakter pendidik. Dengan adanya kompetensi dan karakter akan menghasilkan generasi yang tentunya mempunyai karakter sesuai dengan cita-cita dan harapan bangsa. Pendidikan karakter tidak dapat diajarkan hanya dengan kebiasaan-kebiasaan semata, dimana dengan hadirnya kurikulum 2013 yang mengajarkan sistem langsung pun tidak akan efektif manakala hanya sebatas menjalankan perubahan dari kurikulum tersebut. Perubahan akan terjadi bermula dari pola fikir dan kesadaran dari setiap elemen yang terlibat didalamnya. Sehingga pendidikan yang sejati akan dapat berjalan dengan efektif dan efisien tanpa ada kontaminasi pemikiran yang tidak bertujuan pada kualitas hasil dari pendidikan. Begitu pula dengan dunia pendidikan Islam masa kini hendaknya kembali pada pemahaman yang lebih mendalam sehingga hasil dari pendidikan Islam mampu menghasilkan generasi-generasi yang dapat saling menghargai, dapat bertoleransi, mempunyai rasa saling menolong dan seterusnya,sehingga karakter dari bangsa ini pun tidak harus tergadai dengan hadirnya kemajuan zaman yang berselimutkan Hak Asasi Manusia. Pendidikan Islam bukanlah Pendidikan Agamanisasi melainkan pendidikan yang mampu mengasilkan generasi-generasi yang islami dan madani sesuai dengan Al-Quran dan As-sunah, generasi yang mampu menghargai nilai-nilai kebangsaan dan menjadikan kemajuan bangsa dan negara. Karena mencintai tanah air artinya kita dapat mensyukuri segala anungrah yang telah diberikan kepada manusia sebagai kholifah di muka bumi. Jika kita membali melihat sejarah hadirnya Nabi Muhammad SAW dimuka bumi ini untuk memperbaiki akhlak manusia. Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti ini ada dalam Al-Quran dan jelas di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya jika manusia dapat menjalani kehidupan dengan berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah maka akan berjalan dengan baik sesuai dengan perintah dan ajaran agama islam. Manusia yang mampu mengendalikan akal fikiran dan hati akan melahirkan moral dan etika yang terlahir dengan baik dan dapat menjadi keteladanan umat. Hadist Riwayat Bukhari-Muslim : “Sebaik-baiknya kamu adalah yang terbaik akhlak budi pekertinya” (H.R.Bukhari-Muslim) Akhlak dan budi pekerti itu adalah contoh nyata yg dapat menjadi tauladan bagi kita serta generasi-generasi selanjutnya.,jika ia buruk maka buruk pulalah hasilnya.,jika ia baik maka akan baik pulalah hasilnya.

Senin, 03 Februari 2014

Oh...Tupai...Oh...Momo

Di suatu pagi yang cerah bermainlah tupai yang ceria di pinggir sungai ketika tupai sedang asik bermain dengan riang gembira dengan lompatan-lompatan yang indah si tupai tidak melihat ternyata ada anak beruang yang sedang bersembunyi dibalik rerumputan, saat tupai ingin beraksi dengan gaya lompatnya. “duk..” terdengar suara dari balik rerumputan. “Aduh...kamu tupai..., kenapa tidak lihat-lihat sih” anak beruang bernama momo berkeluh karena kesakitan. “hehehe....memang salah aku ya....kenpa kamu bersembunyi dibalik rerumputan itu. Aku tidak dapat melihat kamu momo” tanpa bersalah si tupai yang ceria itu menjawab “Kamu tupai....bukannya meminta maaf malah menyalahkan aku!!!” sahut momo dengan kesal. “Ia memang aku tidak bersalah...kenapa kamu bersembunyi disana, itu akibat berbuatan kamu sendiri momo” Tupai pun tidak mau mengalah, ia merasa tidak bersalah. Menurut si tupai, momolah yang bersalah karena sudah menggangu tupai yang sedang asik beratraksi lompat-lompatan dengan bersembunyi dibalik rerumputan liar. Sudahlah tupai..... kamu keras kepala., sudah salah tidak mau meminta maaf. Aku tidak mau berteman dengan kamu lagi.... momo pun pergi dengan kesal. “tunggu dulu...momo ... kenapa kamu kesal dan pergi. Seharusnya kamu yang meminta maaf karena sudah menggangu aku bermain!!!” tupai pun tidak mau kalah. Mereka berdua akhirnya bertenggkar hanya karena salah faham dan tidak mau saling mengakui kesalahanya dan meninta maaf, sampai akhirnya......terdengar suara...mengau dari dalam goa dekat sungai. “mmmngau...” Suara apa itu momo....ia suara apa itu tupai. Momo dan tupai pun ketakutan......mereka berdua yang sebelumnya bertengkar, kini berpelukan dengan erat karena merasa takut yang teramat sangat. Momo...kita lari saja yuk.....baiklah tupai hitungan ketiga kita lari bersama ya... 1..2...3....lari..... Ketika momo dan tupai hendak ingin berlari... nampaklah si Singga Sang Raja Hutan. Hai...anak-anak...nakal... mau kemana kalian. “Hai...pak singga....kami bukan anak nakal...kami anak baik-baik kok....” jawab si tupai. “betulkah kalian berdua anak baik.... ?? jikau begitu menggapa kalian berdua bertengkar saja semenjak tadi...membuat saya jadi terbangun!!!” “maafkan kami pak singga... kami hanya salah faham,sekarang kami sudah berbaikan dan tidak bertengkar lagi kok”sahut momo “ia...baguslah kalau begitu....tapi lain kali ...kalian berdua tidak boleh bertengkar hanya masalah yang tidak berguna. Berteman itu lebih baik dari pada saling bermusahan” Ia...pak singga... Jawab momo dan tupai sambil bergandengan tangan dengan wajah yang ceria.:)

Masa Kini ...?

Terkadang kita berfikir masa kini hanya untuk saat ini. Tapi ingatkah anda bahwa Jam terus berputar dan saling berhubungan dari tiap detiknya, kepompong menjadi kupu-kupu juga ada mata rantai yang terus berhubungan, Sejarah terus mencatat setiap kisah dan cerita. Masa kini tidak hanya untuk masa kini, namun juga akan terus berhubungan sampai masa yang akan datang. Maka pendidikan dimulai sejak dini tidak dipaksakan namun diarahkan. tidak haruskan namun disiplinkan. tidak dimanjakan namun diberi kasih sayang dan perhatian yang sesuai dengan porsi dan kebutuhannya. Pendidikan bukan hanya di lihat dengan sudut pandang yang satu...namun pendidikan itu dinamis dan terbuka.