Rabu, 12 November 2014

SEMANGAT PERJUANGAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MODERENISASI

Definisi dari moderenisasi, Kata “modern” berasal dari bahasa Inggris, yang menunjukkan sifat sesuatu yang baru yang berlaku pada masa kini atau masa yang tidak terlalu jauh dari masa kini, atau tidak kuno. Secara etimologi kata moderen mempunyai dua penafsiran yaitu dapat diartikan “baru” yang tetunya berlawanan dengan kata “lama” atau “kuno” maka dapat ditafsirkan bahwa sesuatu yang baru itu belum ada sebelumnya dan selalu dinyatakan sebagai sesuatu yang tidak pernah usang sehingga ia dapat berlaku sepanjang masa, maka dengan demikian kata “moderen” dapat diartikan juga progresif dan dinamis. Bentuk kata “moderen” adalah “to modernize” dan “modernization” dan kata”modernitas” berbentuk kata kerja, maka dapat diartikan bahwa modernisasi adalah membuat sesuatu yang baru yang dapat digunakan pada masa sekarang. Dengan demikan maka modernisasi dapat diartikan upaya menciptakan sesuatu yang baru yang tentunya dapat dibutuhkan dan digunakan pada masa kini. Sesuatu yang baru tersebut menghantarkan perkembangan zaman yang pada akhirnya menghadirkan modernisasi dalam kehidupan manusia. Era modernisasi yang hadir saat ini hendaknya disikapi dengan bijaksana oleh manusia dalam meningkatkan mutu dan kualitas diri manusia itu sendiri. Untuk meningkatkan mutu serta kualitas diri tersebut tentu hendaknya di dukung oleh dunia Pendidikan Islam yang tidak menolak akan hadirnya modernisasi., karena penolakan pada era modernisasi dalam Pendidikan Islam akan hanya menghantarkan kepada keputusasan dalam perkembangan Pendidikan Islam yang dinamis sesuai dengan kebutuhan pada masa kini. Era modernisasi saat ini telah melahirkan kemudahan-kemudahan serta kecanggihan dalam mendapatkan informasi dan komunikasi sebagai pesan dan pengetahuan bagi generasi bangsa sebagai sumber daya manusia di masa mendatang. Dalam perkembangan kecangihan tersebut tentunya memberikan warna tersendiri dalam perkembangan dunia Pendidikan Islam yang juga bergerak secara dinamis. Pendidikan Islam itu sendiri hendaknya difahami terlebih dahulu makna yang terkandung didalamnya. Menurut Muhammad Natsir Pendidikan Islam dalam tulisannya “ Idiologi Didikan Islam” Menyatakan;”Yang dinamakan pendidikan, ialah suatu pimpinan jasmani dan ruhani menuju kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusian dengan arti sesungguhnya”. Dalam pandangan lain definisi dari pendidikan Islam, M.Yusuf al-Qurdhawi memberikan definisi, Pendidikan Islam ialah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Kerena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya. Masih banyak para ahli lainnya yang telah mengemukakan arti dari Pendidikan Islam., namun dengan keragaman definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah proses Pendidikan dalam rangka mengembangkan kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual untuk menuju kedewasaan anak manusia. Maka Pendidikan Islam menghendaki bahwa perjuangan untuk menciptakan manusia-manusia madani yang berwawasan luas dan bermutu serta berakhlakul karimah. Proses Pendidikan anak manusia dimulai dari Trologi Pendidikan (Pendidikan Keluarga, Pendidikan Sekolah, dan Pendidikan Masyrakat), ketiga elemen ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, bagaikan mata rantai yang tak mungkin untuk diputuskan karena keterkaitannya dalam proses pendidikan untuk menciptakan manusia yang berdaya guna. Segala usaha yang dilakukan tentunya berdasarkan pada Al-Quran dan Al-hadist yang menjadi pedoman dan tuntunan umat muslim dalam Pendidikan Islam. Semangat perjuangan untuk menciptakan Pendidikan Islam di Era Modernisasi saat ini tentunya dilakukan dengan kebutuhan manusia dimasanya, perubahan pola fikir dalam bertindak dan prilaku hendaknya menjadi suatu kesadaran yang di butuhkan manusia itu sendiri. Saat manusia tidak memiliki keinginan dan kemauan untuk menjadi manusia yang berjuang demi kemajuan zaman dan dirinya tentunya perubahan itu tidak akan pernah terlaksana. Dalam Al-Quran jelas terkatub : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (Q.S.Ar-Ra’d ayat.11) Perubahan pada suatu kaum tidak akan pernah terjadi, jika perubahan tersebut hanya sebuah wacana atau retorika belaka, perubahan membutuhkan perjuangan yang dilakukan bersama untuk menghasilkan kemajuan dari peradaban di masanya. Saat manusia tidak memiliki motivasi dan semangat serta kesadaran untuk bersatu membangun peradaban bangsa, maka semua itu hanyalah wacana belaka. Perlunya kemauan dan keinginan yang lahir bersama-sama dan diperjuangkan bersama-sama tanpa ada kepentingan pribadi kecuali kepentingan kemajuan bersama. Dalam sebuah perjuangan selalu tidaklah mudah untuk dijalani., banyak rintangan dan tantangan didalamnya, maka dibutuhkan kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Baqoroh-153 : Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. Untuk mengkuatkan iman dan ketakwaan bagi orang-orang yang beriman adalah dengan kesabaran dan sholat. Tanpa adanya kesabaran dan sholat maka manusia tidak mampu menjalankan segala perjuangan dengan baik. Sesungguhnya kekuatan yang terbesar bagi manusia terletak pada dirinya sendiri yang sadar akan hakikatnya sebagai Kholifah dan Hamba, dengan kesadaran tersebut maka manusia akan berjuang dan bertindak berdasarkan hakikat dirinya yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mahluk Allah SWT lainnya. Kelebihan manusia tersebut tentu tidak terlepas dari sifat-sifat dasar yang dimiliki manusia. Pada dasarnya manusia yang memiliki sifat-sifat dasar yakni : bodoh, lemah, senang dengan dunia, kikir, tergesak-gesak, keluh kesah, melawan/ngeyel dan sangat ingkar kepada tuhanya. Sifat-sifat dasar manusia ini tentu di miliki oleh tiap-tipa manusia yang diciptakan oleh Allah SWT., namun dari semua sifat-sifat dasar manusia tersebut dapat dikendalikan dengan Akal dan Hati yang menjadi anungrah manusia. Manusia yang diciptakan lengkap dengan akal dan hati hendaknya mampu mengendalikan segala nafsu yang dapat memusnahkan segala perjuangnnya sebagai kholifah didunia. Bagi manusia yang hidup diera modernisasi lengkap dengan segala kecanggihan dan kemudahan dalam segala hal mengharuskan manusia untuk senantiasa mengkuatkan iman dalam dirinya dengan bimbingan Al-Quran dan Al-Hadist, karena perjuangan yang paling sulit bagi seorang manusia adalah perang melawan hawa nafsunya. Firman Allah dalam al-Quran : “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah” QS. Al-Kahf [18] : 54 Segala sifat-sifat dasar manusia tersebut dapat musnah dengan perjuangan dalam melawan nafsu manusia itu sendiri dengan akal dan hati sebagai anugrah yang Allah ciptakan kepada manusia. Manusia yang di jadikan kholifah dimuka bumi ini akan bertanggung jawab dengan segala yang terjadi pada dirinya dan amanah yang diberikan kepadanya. Perjuangan yang tanpa henti dengan penuh kesabaran dan keistiqomahan dalam menjalankan kebenaran yang dituntun dalam Al-Quran dan Al-Hadist akan menjadikan manusia yang bermartabat dan berakhalak mulia di dalam perkembangan zaman yang kian pesat. Pendidikan Islam di Era moderenisasi bukanlah menjadi halangan bagi manusia untuk tidak dapat maju dan berkembang, melainkan perkembangan dan kemajuan Pendidikan Islam di Era modernisasi semakin mudah diperjuangkan dengan kemudahan dan kecanghian yang diperoleh dimasa kini. Untuk menjadikan Pendidikan Islam kian maju dan berkualitas maka diperlukan samangat perjuangan dalam mensyiarkan kebenaran dalam Pendidikan Islam yang dinamis pada Era moderenisasi. Perjuangan yang tanpa mengenal lelah dan penuh dengan kesabaran serta keistiqomahan akan menghantarkan kemajuan Peradaban Islam. Allah berfirman : “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” QS. Hud [11] : 112

Tidak ada komentar: