Senin, 15 September 2008

Bromo


Tepat pada tanggal 14-15 Januari 2006, aku dan rekan-rekan di Unit tempatku berkerja, melakukan jalan-jalan ke bromo. Tempat yang belum pernah aku jumpai sebelumnya, banyak orang bilang keindahan tempat tersebut yang mengagumkan. Keindahan matahari terbit sampai pemandangan yang masih alami. Aku pun sangat mendambakannya, untuk pergi kesana. Tapi sayangnya ketika malam sebelum keberangkatanku ke Bromo, badanku tak bisa diajak kompromi atau memang sangat senangnya aku sehingga suhu badanku menjadi tinggi. Tanpa mau rugi aku pun memberi motivasi pada diri ku untuk segera sembuh, sepupuku Shofi namanya pun ku pinta pertolongannya untuk memijit sekujur tubuh ku yang kurang enak.
Ketika pagi datang tubuhku pun mulai membaik dan ternyata semangat yang ku berikan kepada badan ini pun tidak sia-sia. Aku pun mulai bergegas bersiap-siap untuk pergi kebandara Soekarno Hatta, Tas dan minyak kayu putih pun aku siapkan sebagai perlengkapanku. Kakak Awdhi pun sudah siap mengantarkan aku ke Bandara dengan mobil Kijang yang keluargaku milki. Situasi Cuaca pun kurang bersahabat gerimis kecil mengantarkan kepergianku ke tempat wisata yang baru aku kunjungi.
Tepat pukul 7 Pagi aku dan rekan-rekan sampai dibandara Juanda, Waw...berdetak kekagumanku pada keindahan kota tersebut. Yach...mungkin orang bilang aku norak, karena ini pertama kalinya aku menginjak Bandara dan naik pesawat. Tapi tak apalah orang bicara apa, yang penting aku pernah merasakannya.
Dari tempat perbelanjaan sampai tempat wisata, kita mampiri hanya untuk melihat-lihat dan berkenalan dengan tempat tersebut. seperti tempat tas yang lumayan harganya permata nama toko tersebut yang sedang harganya (ada mahal & ada cukup murah),ada argo wisata dan lain-lain yang masih banyak. sebenarnya ketika aku berangkat aku hanya membawa uang pas-pasan saja. tapi ketika aku sampai ketempat wisata hatiku langsung tergiur dengan barang-barang yang ditawarkan, akhirnya aku pun harus mengguras uang tabungannya di ATM. Tapi tak apalah karena belum tentu aku bisa mengunjungi tempat tersebut kembali.

Tepat pada malam hari aku pun tiba di hotel tempat aku dan rekan-rekan menginap, cukup bagus tapi aga sedikit seram, mungkin karena aga remang-remang kali ya....,para panitia mempersilahkan kami untuk makan malam dan mempersiapkan diri untuk besok pagi jam 3 untuk mengunjungi tempat matahari terbit dan mendaki gunung bromo.
Pagi itu terasa dingin sekali, tapi banyak orang bilang tidak sedingin bila musim panas. wow....klo segini tidak dingin gimana dinginya "gumaku dalam hati". Dalam pendakian ku untuk melihat matahari terbit pun sampai, telah lama kumenanti hadirnya sang matahari pagi tapi ia malu untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Sehingga pagi itu aku tidak bisa melihatnya dan akhirnya aku melanjutkan perjalannya bersama teman-teman mendaki gunung bromo, ditempat itu aku mendapat pelajaran yang sangat berharga. awalnya aku merasa sanggup untuk sampai ke puncak gunung bromo, penuh dengan semangat dan ambisi untuk sampai lebih awal dari rekan-rekan, ternyata semangat dan ambisi saja masih kurang untuk sampai kesana mungkin karena aku belum berpengalaman dan kurang tehnik.

begitu banyak tangga-tangga yang harus aku daki, setelah aku sampai di pertengahan tangga rasanya aku sudah lelah sehingga tak sanggup untuk melanjutkan perjuanganku untuk sampai kepuncak gunung tersebut. tenggorokanku pun sudah kering sehingga air liur pun jadi korban untuk kutelan, aku pun berhenti sejenak untuk berfikir apa yang harus aku lakukan, kembali kebawah atau melanjutkan perjuangan ku untuk sampai kepuncak. Otakku pun berputar-putar untuk mengambil keputusan, bila aku berhenti penjuangnku rasanya aku sayang dengan perjuangan dan pengorbananku yang telah aku lakukan hingga aku sampai di tengah perjalanan, tapi bila aku lanjutkan perjalanan aku tidak sanggup lagi rasa haus dan lelah dikakiku pun sudah terasa dengan sangat. Setelah berguma dengan diriku sendiri akhirnya aku memutuskan untuk meneruskan perjuanganku untuk sampai kepuncak dengan perlahan-lahan dan mengandalkan tenaga yang tersisa. selangkah demi selangkah ku ajak kaki ku untuk bersahabat dan ku beri semangat pada diri ku bahwa aku pasti bisa sampai ke puncak. Akhirnya perjuanganku tidak sia-sia aku pun sampai juga di atas, begitu bahagianya aku. mungkin ini pertama kalinya aku merasa sukses, sehingga rasa lelah yang menghantui pun hilang dengan sendirinya. Bromo adalah pengalaman yang sangat indah dan aku berterima kasih kepada panitia yang telah mengajakku ke bromo. banyak sekali ilmu dan hikmah yang aku dapat dalam perjalananku kali ini. Ini bukan hanya perjalanan yang menghabiskan waktu sia-sia tapi banyak ilmu yang tidak dapat aku pelajari di bangku sekolah, karena ini adalah ilmu alam yang sangat mahal harganya.

Tidak ada komentar: